Senin, 17 September 2018

New Journey To The Future and Review Novel Tempurung

Selamat pagi readersku yang ku sayangi:3 karena ternyata aku udah rutin ngeblog sejak 2011 dan sekarang udah 2018, aku baru sadar bahwa tahun 2018 ini aku ga punya bahasan sama sekali di blogku tercinta.

Pengen cerita aja sih kalo nanti2 bakalan jarang buat ngepost lagi. Karena tergantung mood juga mau ngepost apa hihihi. Jadi bagi para penggemar setia blogku jangan kangen ya. Daripada aku mubazir buat ngepost hari ini, mau berbagi pengetahuan dan review tentang novel yang udah jadi inceranku sejak lama wkwkw.


Awas agak spoiler!
Cover Novel Tempurung


Judul: Tempurung

Penulis: Oka Rusmini
Jumlah halaman: 404



Sinopsis:

Tempurung adalah sebuah novel tentang hidup para perempuan berhadapan dengan tubuhnya, agama, budaya, dan masyarakat. Cerita ini mengisahkan perempuan2 yg hidup di dunia perkawinan yg absurd. Jauh di lubuk hati mereka tidak menginginkan perkawinan, tetapi di sisi lain mereka butuh anak, kasih sayang, cinta, perhatian, dan sentuhan.


Perempuan2 yg mencari cinta, kasih sayang, impian, bahkan mereka sendiri tidak tahu keinginan mereka, apa yg mereka mau, dan kadang mereka juga takut bermimoi.


Inilah novel tentang tubuh perempuan yg sesungguhnya tidak jadi milik mereka sendiri. Tubuh yg kadang tidak mereka kenal. Inilah kisah perempuan2 yg tidak tahu apakah menjadi perempuan adalah anugrah atau justru kutukan.


[R E V I E W]


Novel ini banyak menceritakan tentang kisah2 hidup yg banyak melekat di masyarakat, khususnya kaum perempuan. Bukan merupakan kumpulan cerpen tapi memang alurnya yang maju mundur membuatnya seolah seperti kumpulan cerpen. Pembaca akan mengetahui seiring membaca halaman per halaman dari novel tersebut. Jangan harap akan dikisahkan dari sudut pandang satu orang saja. Novel ini menceritakan tentang berbagai macam sudut pandang dari banyak perempuan. Mulai dari perempuan karir, perempuan yg sangat taat dengan budayanya, perempuan pelacur, dan lain sebagainya.


Pembaca harus peka saat penulis mencantumkan kata 'aku' pada deskripsi cerita yg sedang ditulis, karena si penulis akan dengan 'seenaknya' mengganti kata aku untuk orang yg berbeda bahkan pada satu bab yg sama.


Sementara bentuk kalimat langsung dalam novel ini cenderung datar tanpa memberikan ekspresi dari si pengucap kalimat langsung tersebut. Kebanyakan kalimat langsung yg diutarakan berisi sahut2an orang2 yg sedang berbicara. Disini, dituntut pula kepekaan pembaca tentang siapa yg mengucap bagian apa karena pencantuman kalimat langsung bisa sampai 3 halaman sendiri atau lebih.


Novel ini banyak mengandung cerita tentang kepercayaan dan budaya masyarakat Bali. Menurut saya, karena penulis ini lahir di Bali sehingga bisa membuat cerita yg lekat dengan masyarakat2 disana.


Menjelang akhir2 halaman, pembaca akan mengetahui pentingnya tokoh2 yg pernah disebutkan pada awal2 penulisan. 
Novel yg menjadi cetakan kedua ini menerima tiga penghargaan sekaligus: Penghargaan Bulan Bahasa Pemerintah RI (2012), Anugerah Sastra Tantular dari Balai Bahasa Denpasar (2012), dan penghargaan South East Asian (SEA) Write Award di Bangkok, Thailand (2012). Deskripsi yg apik dan sanggup mendefinisikan seorang perempuan, bagaimana rasanya jadi perempuan, dan cara pikir dari jenis2 perempuan berbeda dengan keputusan yg diambil mendapatkan skor 3,5/5.

Buat yang tanya-tanya tentang harga, kalau ga salah harganya sekitar 90ribuan sih dan aku belinya di Gramedia deket kosan hehehe. Oke sekian dari saya , sampai jumpa!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Journal Template by Ipietoon Cute Blog Design